Senin, 24 Februari 2014

DAPUR SOLO, when traditional meets modern....



Saat mendengar kata dapur, pasti berujung makanan. 

Dan yup, topik kali ini pun lagi lagi tentang makanan yang asalnya dari Solo.

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Solo menjadi salah satu surganya para pleasure seekers terutama untuk makanan. Rasa yang unik dan harga yang terjangkau menjadi salah satu alasan mengapa makanan khas Solo banyak digemari.

Kali ini saya dan teman - teman dari Indonesian Food Blogger mendapat undangan dari jakartaseru.com untuk hadir di acaranya Dapur Solo yang bertajuk Gelar Pesta Makanan Solo. Acara ini diadakan bertepatan dengan HUT kota Solo yang ke 269.

Tujuan Dapur Solo mengadakan acara ini adalah agar kelestarian masakan tradisional Solo yang otentik tetap eksis diantara masakan modern lainnya.

Saat sampai di restoran ini, saya langsung disambut dengan wanginya masakan mereka. Perut langsung kembang kempis, hehehe. Tidak lama acara dimulai dengan welcoming speech dari Ny.Swan Kumarga yang memberikan pengalaman singkat mengenai sejarah beliau mendirikan Dapur Solo dan makanan apa saja yang mereka hidangkan.

Tanpa berlama-lama, tepat setelah Ny. Swan selesai menjelaskan, kami langsung beraksi membidik makanan, minuman dan kudapan yang dihadirkan. Sebagai seorang blogger, cerita tanpa foto rasanya hoax hahaha..


Selain itu, Ny. Swan juga menjelaskan bagaimana cara membuat dan mencampurkan makanan tersebut. Seperti contohnya bubur lemu. Bubur tersebut disajikan belum dengan topping pelengkapnya, nah disini Ny.Swan menjelaskan apa saja pelengkap bubur tersebut. Agar tidak terlalu lama, langsung cekidot..


Menu Kudapan



Nasi Kuning


Brambang Asem




Cambuk Rambak




Tengkleng Kambing





Selat Solo





                                                                             Nasi Liwet






Bubur Lemu





Bingung makanan apa saja yang ada sangking banyaknya ? hahaha jadi menu utama yang kami nikmati adalah nasi liwet, selat solo, lontong solo, tengkleng kambing, nasi kuning dan bubur lemu. 

Menu kudapan atau snack yang dihadirkan antara lain brambang asem, cambuk rambak, sosis solo, semar mendem, bubur jagung, dan meniran. 

Sedangkan minuman atau wedang yang disajikan antara lain wedang uwuh, ronde, beras kencur dan kunyit asem dan cendol.
Acara ini bertempat di gerai Dapur Solo yang terletak di jalan Panglima Polim 1, sangat dekat dengan Blok M Square. Jadi untuk kalian yang sering lalu-lalang di sekitaran Panglima Polim, blok M atau Kebayoran Baru, restoran Dapur Solo ini perlu banget untuk ada di list tempat makan kalian.



Terima kasih Dapur Solo, jakartaseru.com dan Ny. Swan atas waktu dan kesempatannya untuk bisa bernostalgia dengan makanan tempoe doloe khas Solo ini..Cherrs..


Selasa, 11 Februari 2014

Makan barbar di Holy Crab Restaurant - Gunawarman Jakarta

Bagi para pecinta makanan laut, restoran ini wajib dicoba.

Restoran yang baru saja buka tanggal 3 Februari 2014 ini memang terbilang beda dari restoran seafood lainnya, kenapa ? karena mereka dengan apik membawa nuansa ala Louisiana untuk cita rasa makanan, cara makan serta tentu saja interior mereka.
Beruntungnya saya diajak salah satu teman blogger saya di acara pre-opening restoran ini dan bertemu pemilik serta koki masaknya langsung, Albert Wijaya.

Restoran yang menyajikan makanan laut ini memang tidak memiliki semua jenis hewan laut dalam menu mereka seperti restaurant seafood pada umumnya, melainkan hanya lobster, crab, and shrimp. Namun yang membuat hewan laut tersebut tersaji spesial di restoran ini adalah karena mereka semua impor dari US dan Kanada.

Sebut saja Alaskan King Crab, Snow Legs Crab, Lobster dan Dungeness Crab. Yup, mereka semua adalah menu andalan dari restoran ini. The Holy Crab menyajikan mereka dengan saus creamy dan agak pedas khas Louisiana. 

Jujur saya sendiri baru pertama mencoba jenis saus atau bumbu yang mereka hidangkan dimakanan ini, tapi saya bisa bilang bahwa rasa dan wanginya amatlah sangat bikin lapar.




Tidak hanya wangi dan enak, penampilan para idaman laut di restoran ini juga tidak bisa dilewatkan. Sang koki, dengan sukses membuat makanan tersebut tampak lezat luar dalam.Jika yang impor tersebut dirasa kurang cocok, the Holy Crab juga memiliki pilihan hewan laut lokal seperti rajungan dan kepiting bakau, tentu saja dengan harga yang lebih terjangkau dari pada lobster dan kepiting yang impor. 

Untuk harga menu impor sendiri mereka tidak bisa mematok harga pasti. Karena menurut mereka makanan laut impor tersebut memiliki harga seasonal / tergantung musim. Namun mereka hanya bisa memperkirakan bahwa harga menu impor tersebut berkisar 90 – 120ribu per 100 gram. Meskipun impor, Holy Crab bisa menjamin bahwa hewan laut mereka segar..!




Saya sudah menyebutkan “cara makan Louisiana” belum ya diatas ? hehe dan yup, karena disini kita tidak akan makan dengan cantik. Tidak dengan sendok, garpu apalagi pisau dan piring, namun disini kita akan makan dengan beralas kertas dan menggunakan tangan. Tenang, karna Holy Crab tau membuka kepiting dan lobster itu susah, mereka melengkapi kita dengan alat pembukanya kok, dan lengkap juga dengan caranya yang terpampang besar di interior mereka. Intinya tidak hanya cita rasa makanan yang ala Louisiana, kita juga ditantang untuk makan agak bar-bar disini hahaha, menarik !

Cita rasa makan dan cara makan sudah sangat mendukung , lalu bagaimana dengan interior mereka ? Tidak perlu diragukan. Homey and cozy. Lampu khas yang banyak bisa kita temui di kapal – kapal dan daerah pelabuhan, kursi, meja serta dinding yang dirancang sedemikian mirip dengan nuasa pelabuhan di kota Louisiana itu sendiri.



Selain sang primadona a.k.a menu utama hehe, Holy Crab juga menyediakan nasi putih dan fish and chips sebagai pelengkap makan bar-bar kita.

Terima kasih yang sekenyang-kenyangnya kepada the Holy Crab yang sudah memberikan kami kesempatan yang lezat ini. Ciao….! 



The Holy Crab
Jalan Gunawarman No. 55
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Jakarta Selatan 12110
021 - 2923 6155

Opening Hours: 5 PM - 10 PM (Weekdays), 12 PM - 10 PM (weekends)