Sabtu, 05 Mei 2012

Singapore 2012

April 2012 menjadi bulan liburan buat saya dan beberapa teman dekat. Tujuan ke Singapur ini sudah direncanakan sejak akhir 2011 tentunya untuk mendapat tiket pesawat yang muah. Walaupun tiket yang kami dapat masih kalah murah dengan para traveler lainnya, tapi bagusnya harga yang kami dapat masih cukup terjangkau yaitu Rp. 548.000 untuk pulang pergi dengan Air Asia dan dengan tambahan airport tax sebesar Rp. 150.000.

Sesampai disana pukul 11 malam waktu Singapur. Perjalanan ke Singapur memang bukan yang pertama buat saya, tapi kemarin itu pertama kalinya saya naik MRT di Singapur ( karena sebelumnya ikut travel :p ). Sesampai disana kami langsung menuju hostel yang kami pilih disekitar Bugis. Pilihan transportasi malam itu adalah hanya dengan naik MRT dan berhenti di stasiun MRT Bugis. Karena Changi Airport dan Bugis masih dalam satu jalur yaitu jalur hijau, jadi kami tidak perlu transit dan berganti jalur.

FYI untuk yang pertama kali ke Singapur dan ingin naik MRT, transportasi ini dibagi beberapa jalur, jalur Hijau, Ungu, Merah, Kuning dan ada beberapa lagi yang saya lupa hehe. Carilah yang terdekat dengan tujuan kamu, tapi jika masih dirasa cukup jauh kita bisa menyambung dengan bus. Bus sendiri bisa dilihat arah dan rutenya di peta yang ada pada setiap halte bus. Saat di stasiun MRT Changi Airport , jangan lupa membeli kartu MRT single trip / round trip. Kartu seharga 12 SGD dengan isi 10 SGD. Setiap masuk dan keluar MRT kita kudu wajib harus 'tap' kartu tersebut. Begitu juga saat naik bus, 'tap' di pintu masuk depan dan 'tap' kembali di pintu keluar tengah (jangan keluar di pintu masuk, nanti diomelin supir karena memang teratur banget). MRT dari Changi ke Bugis memang harus transit dulu di stasiun Tanah Merah. Karena stasiun Tanah Merah ada di jalur hijau, jadi bagi kalian yang bertujuan ke jalur di warna lain tetap naik MRT dari jalur hijau dulu baru transit.

Kembali ke cerita perjalanan saya :D kami turun di stasiun Bugis dan jalan ke hostel yang beralamat di Perak Road. Karena mau murah, kami pilih hostel yang lagi promo hehe dan dapatlah kami kamar mix dormitory seharga 36 SGD untuk 2 malam. Saat masuk kamar, jenk jenk jeennkkk.... kamar kecil diisi 5 tempat tidur bertumpuk, dan kami dapat kasur diatas karena dibawah sudah diisi oleh bule-bule yang udah lelap tertidur, jam 1 malem gitu loh.

Akhirnya kami dengan besar hati manjat-manjat tempat tidur. Untung loh bulenya ganteng-ganteng, jadi kaya ada temen bobo #eh. Nah berikut ini foto hostelnya. Sayangnya saya gak sempat fotoin bule-bule yang lagi tidur :D rencana awal kami setelah sampai hostel adalah keluar untuk cari nasi briyani atau roti prata dan na'an di sekitar hostel kami yang tidak jauh dari Liltle India, namun apa dikata badan sudah busuk dan tak sanggup jalan lagi akhirnya kami langsung tidur dengan perut keroncongan.


Pada umumnya hostel di Singapur seperti kost-kostan yang ada di Jakarta hanya bedanya kamar dilengkapi AC. Kita tidak disediakan lemari gratis, kamar mandi yang digunakan beramai-ramai tapi cukup bersih dan sarapan yang self service bahkan kita harus memasang sepre atau alas tidur sendiri ! tidak seperti di hotel-hotel yang udah tinggal tidur, tapi namanya juga mau dapet murah ya ternyata seperti itu. Ini pertama kalinya saya menginap di hostel, jadi bagi yang baru pertama kali juga saran saya jangan berharap terlalu tinggi untuk hostel yang nyaman tapi maunya bayar murah. Life is expensive kid ! hehe kalau yang kurang nyaman dengan tidur sekamar (meski tidak seranjang) dengan teman laki - laki, lebih baik jangan pilih mix dormitory.


Berlanjut ke hari pertama kami disana. Rute hari pertama kami adalah Clarke Quay - China Town dan makan siang disana - Orchad - Esplanade - Raffles Place dan terakhir di Marina Bay Sand untuk menonton Wonder full Fountain.





Hari kedua saya dan beberapa teman berpisah tujuan. Saya dan seorang teman berkeliling Sentosa Island - Bugis Street dan Arab Street, sedangkan 3 teman lainnya menghabiskan waktu di Universal Studio Singapore (USS).
 
Semua rute tersebut kami tempuh dengan berjalan kaki / MRT. 2 hari disana kami kurang lebih menghabiskan 22 SGD untuk kartu MRT dan top up nya, itu pun masih lebih dan lebihnya bisa dibelanjakan di Seven Eleven tapi tidak semua SevEl di Changi menerima pembayaran dengan kartu MRT.

Rata - rata biaya sekali naik MRT kurang lebih 1-1,5 SGD, yang paling mahal adalah MRT ke Sentosa Island yaitu 3 SGD karena itu sudah termasuk biaya masuk Sentosa Island.


Jalan - Jalan kurang puas tanpa coba makanannya. Makanya yang kami coba selama disana antara lain Laksa, Nasi Briyani, Prata Tissue / Na'an, Nasi Lemak, dan Uncle Ice Cream.

Terry Katong Laksa dan Qi Ji Restauran adalah tempat makan yang jadi rekomendasi teman - teman food blogger saya, dan ternyata gak mengecewakan pemirsah ! endang bambang alias enaakkk... Terry Katong Laksa ada di China Town Food Centre lantai dua (stall #02-094), dari tangga belok kiri, ada gang pertama dan tidak jauh dari situ ketemu tempat makan ini dan Qi Ji Retaurant ada di ruko Bugis Street, dari KFC bugis jalan aja terus ikuti ruko disitu nanti juga akan ketemu restoran ini, mudah dicari kok.


Saat jalan - jalan di sekitar Raffles Place kami mampir di Lau Pa Sat Market. Kalau disana agak siang pasti masih banyak booth makanan yang buka. Tapi waktu sore-sore kesana juga masih cukup ramai. Saya dan teman sharing Nasi Briyani 5 SGD berdua. Harga semua makanan yang saya sebutkan diatas tidak lebih dari 5 SGD sekali makan, karena memang sudah  niat cari yang murah dengan bekal tanya-tanya dari Indonesia hehehe.


Tapi banyak juga kuliner yang belum sempat kami coba seperti the one and only Martabak Rusa di Singapur yang ada di Arab Street, Oyster Omelet, Carrot Cake, Chili Crab, Homemade Noddle dan Poppiah hehe banyak ya yang belum. Kata orang - orang Singapur sih itu makanya yang Die Die Must Try, jadi harus kesana lagi untuk coba - coba.

Baiklah, sekian sharing dari saya. Selamat membaca dan selamat lapar liat foto makanan :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar